RAPAT KOORDINASI PSP DENGAN B/BGP SE INDONESIA

Ketua Tim Kerja Transformasi Sekolah PSP Hamzah Hippy didampingi Koordinator Data PSP Illiyyin Adam Balai Guru Penggerak Provinsi Gorontalo, mengikuti Rapat Koordinasi Program Sekolah Penggerak dengan seluruh Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) dan Balai Guru Penggerak (BGP) Tahun 2024. Kegiatan ini dilaksanakan tanggal 19-22 Maret 2024 di Hotel Millennium Jakarta Pusat. Program yang dibahas antara lain desain pendampingan PSP periode 2024-2025 mendatang, kunjungan lapangan, kegiatan lokakarya, serta refleksi pengawas sekolah yang disampaikan oleh Tim Kerja PSP dan Bagian Perencanaan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.
Selain itu juga disampaikan kebijakan pengimbasan bagi pelaksana PSP Angkatan 1 dan sekolah pengimbas oleh tim PDM-01, yang kemudian diisi dengan berbagi praktik baik Program Sekokah Penggerak. Dalam bahasan ini mencakup rencana pelatihan pengimbasan bagi pelaksana PSP angkatan 1 dan kebutuhan narasumber dari setiap provinsi. Sehingga Tim Kerja PSP perlu melakukan pemetaan awal untuk mengelompokkan Fasilitator Sekolah Penggerak dan Kepala Sekolah.
Pemetaan ini termasuk kebijakan terbaru Program Sekolah Penggerak, yakni Mekanisme Penilaian Rekognisi Pembelajaran Lampau PSP, untuk mendapatkan sertifikat Guru Penggerak. Pelaksanaan RPL dilakukan agar Kepala Sekolah Penggerak mendapatkan Sertifikat Guru Penggerak. Tujuannya sertifikat Guru Penggerak menjadi syarat untuk memperpanjang masa tugas sebagai kepala sekolah atau menjadi pengawas sekolah.
Prinsip pelaksanaan RPL adalah efisien dan memanfaatkan data Rapor Pendidikan. Kecuali untuk kepala sekolah yang memiliki isu etik atau temuan isu serius. Pelaksanaan RPL paling dekat dilaksanakan pada Agustus 2024 untuk 2.491 Kepala Sekolah Penggerak Angkatan 1 yang telah 3 tahun mengikuti pendampingan. Sehingga dibutuhkan mekanisme penilaian RPL yang berbasis data Rapor Pendidikan, agar Kepala Sekolah Penggerak bisa mendapatkan Sertifikat Guru Penggerak.
PSP berupaya mendorong sekolah-sekolah melakukan transformasi diri untuk meningkatkan mutu pembelajaran, baik dalam lingkup internal dan lingkup eksternal dengan melakukan pengimbasan ke sekolah lain. Pada pendampingan tahun 2023, terdata sebanyak 6.190 Sekolah Penggerak dari total 9.233 Sekolah Penggerak angkatan 1 dan 2, yang berinisiatif melakukan pengimbasan non-PMM ke sekolah lain secara mandiri.
Pengimbasan menjadi salah satu upaya untuk keberlanjutan PSP. Sehingga perlu disiapkan skema proses pengimbasan yang lebih terstruktur serta memiliki standar minimal yang sama agar proses pengimbasan dapat berjalan efektif dan efisien.
Adapun tujuan pengimbasan adalah meningkatkan mutu pembelajaran agar lebih merata kepada banyak sekolah dan daerah lainnya, supaya menciptakan ekosistem belajar bagi satuan Pendidikan, baik secara internal dalam sekolah dan eksternal secara kolektif. Ini adalah strategi dalam memperluas dan mempercepat terjadinya perubahan positif dan memperluas skala dampak yang dihasilkan dari Sekolah Penggerak, yang telah mendapatkan pendampingan selama tiga tahun.(eb)