Gorontalo, (7 Desember 2024) – Tim Kerja Transformasi Kepemimpinan Sekolah Program Guru Penggerak (PGP), Balai Guru Penggerak Provinisi Gorontalo, menyelenggarakan Pembelajaran Tatap Muka Keempat (PTM 4) bagi Program Pendidikan Guru Penggerak Daerah Khsus Angkatan 11 di Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo.
Acara ini berlangsung selama 3 hari sejak tanggal 05 s.d. 07 Desember 2024 dengan penuh antusiasme dari para peserta. Dimana pada tanggal 05 dan 06 Desember pembelajaran dilaksanakan di SMAS Wirabakti Provinsi Gorontalo dan pada 07 desember yang merupakan puncak acara kegiatan yakni Panen Hasil Belajar PTM 4 dilaksanakan di Gedung Aula Bandayo Li Mbui Kecamatan Kabila.
Kegiatan ini bertujuan agar Guru penggerak mampu menghasilkan rencana kerja pengembangan program sekolah dan strategi pengembangan diri sebagai pemimpin pembelajaran sehingga menimbulkan dampak positif pada perubahan murid dan ekosistem sekolah.
Kepala Balai Guru Penggerak Provinis Gorontalo, Eky Aristanto P. Punu menyampaikan bahwa para calon guru penggerak daerah khusus telah ditempa selama 6 bulan dengan berbagai ilmu yang telah diberikan oleh fasilitator pemandu. “Bapak dan Ibu dapat merefleksikan perjalanan belajar yang telah dilalui selama mengikuti Pendidikan guru penggerak, dapat berbagi praktik baik, serta memperkuat komitmen dalam menjalankan peran sebagai agen perubahan di dunia Pendidikan,” ujarnya saat memberikan sambutan.
Selanjutnya, pada saat kegiatan Panen Hasil Belajar dalam laporannya ia kembali menyerahkan 18 orang CGP dan Juga 4 orang Fasilitator secara simbolis kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Gorontalo dan Kabupaten Bone Bolango, yang merupakan tanda bahwa Program Pendidikan Guru Penggerak Daerah Khusu Ankgatan 11 Kabupaten Bone Bolango Tahun 2024 telah berakhir.
Adapun pada Panen Hasil Belajar tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango menjadi Narasumber sekaligus membuka rangkaian kegiatan secara resmi. Dalam sambutannya, ia mengapresiasi dedikasi para calon guru penggerak yang menunjukkan semangat tinggi dalam menciptakan inovasi pendidikan di daerah khusus. “Program ini diharapkan mampu mencetak guru-guru penggerak yang tidak hanya inspiratif, tetapi juga mampu memberikan dampak nyata dalam meningkatkan mutu pendidikan, terutama di daerah 3T (terdepan, terpencil, dan tertinggal), tanpa pandang bulu memilih di mana ia ditugaskan” ujarnya.
Dalam panen hasil belajar, 2 stand pameran yang dibuat oleh CGP, yakni stand kelas A dan Kelas B, ramai dikunjungi oleh para udangan. Beberapa karya yang dipamerkan meliputi pendekatan pembelajaran berbasis komunitas, penggunaan teknologi dalam proses belajar-mengajar, serta strategi untuk mengembangkan karakter peserta didik. Tak hanya itu, para calon guru penggerak juga mendapat bimbingan langsung dari fasilitator dan pengajar praktik untuk menyempurnakan rencana aksi nyata di sekolah masing-masing
Panen hasil belajar menjadi momentum penting untuk memperkuat kolaborasi antara guru, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam mewujudkan ekosistem pendidikan yang inklusif dan berkualitas. Dengan berakhirnya PTM keempat, para calon guru penggerak kini bersiap untuk melanjutkan aksi nyata di lapangan, membawa perubahan positif di sekolah dan komunitas masing-masing. (eb)