Lokakarya PGP ke-5 angkatan 8 merupakan tahapan lanjutan dari lokakarya 4 yang diselenggarakan bulan September lalu. Peserta kegiatan ini terdiri dari unsur CGP, unsur Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, serta difasilitasi oleh narasumber/pengajar praktik dengan jumlah yang berbeda-beda di setiap kabupaten/kota. Sabtu, 28 Oktober 2023 BGP Provinsi Gorontalo gelar lokakarya 5 angkatan 8 di 3 kabupaten berbeda di provinsi Gorontalo, masing-masing kabupaten Bone Bolango (SMAN 1 Kabila), kabupaten Gorontalo (SMAN 1 Telaga) dan kabupaten Boalemo (SDN 13 Tilamuta) dengan jumlah CGP 146 orang dan PP 25 orang, kali ini mengangkat tema kolaborasi dalam pengelolaan program yang berpihak pada murid.
Dalam sambutannya Eky Aristanto Punu Kepala BGP Provinsi Gorontalo ketika membuka kegiatan menyatakan bahwa tujuan lokakarya ini untuk menyiapkan para pemimpin pendidikan Indonesia masa depan yang mampu mendorong tumbuh kembang murid secara holistik; aktif dan proaktif. Disamping itu Guru Penggerak harus menjadi pemimpin pembelajaran yang berpusat pada murid sesuai tema lokakarya 5 angkatan 8 kali ini yaitu kolaborasi dalam pengelolaan program yang berpihak pada murid, kita bisa menjadikan murid sebagai pemimpin bagi proses pembelajarannya sendiri, karenanya kita perlu memberikan kesempatan kepada murid untuk mengembangkan kapasitasnya dalam mengelola pembelajaran mereka sendiri, agar potensi kepemimpinannya dapat berkembang dengan baik.
Hal senada juga disampaikan oleh Dr. Sutrisno Yunus Kabid GTK Kabupaten Gorontalo saat membuka lokakarya yang sama di SMAN 1Telaga kabupaten Gorontalo bahwa guru penggerak harus menjadi agen transformasi bagi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil pelajar pancasila, selain itu CGP angkatan 8 yang sudah memiliki sertifikat pendidik maka sudah memenuhi kriteria menjadi kepala sekolah. Jika memenuhi syarat akan diangkat menjadi kepala sekolah diwilayah sebagian asparaga, bilihu dan bilato, sebagai bagian dari apresiasi pemerintah daerah kepada guru penggerak yang mengacu pada regulasi. Sebelum mengakhiri sambutannya beliau mengungkapkan bahwasanya seorang guru ketika mengajar di kelas dia lupa berzikir kepada Allah karenanya setiap perkataan ketika dia mengajar menjadi pengganti dzikirnya kepada Allah. Ketika dia kembali ke rumahnya dan merasa kelelahan maka kelelahan itu menjadi istighfar pengganti untuknya, urainya mengakhiri sambutan. (tp)
Pokja Informasi dan Publikasi Balai Guru Penggerak Provinsi Gorontalo.